This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tuesday 13 March 2012

PROMOTION CAMPAIGN BY TEACHER SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN GEMAR MENABUNG PADA ANAK SEKOLAH DASAR

Kata menabung bukanlah hal yang baru untuk kita kenal. Bahkan sejak kecil kita sudah banyak mengetahui tentang pengertian menabung. Menabung diartikan sebagai kegiatan menyisihkan uang yang kita punya untuk disimpan di celengan maupun melalui Bank. Kegiatan menabung biasanya dilakukan secara bertahap. Anak usia dini pada awalnya dikenalkan oleh orang tua menyisihkan uang untuk dimasukkan di dalam celengan dengan bentuk yang lucu untuk menarik minat anak menabung. Seiring bertambahnya usia barulah orang tua mengenalkan anak menabung melalui rekening Bank.
Proses membentuk anak rajin menabung tidak berjalan dengan mudah. Berbagai macam faktor mempengaruhi minat anak untuk menabung. Diantara faktor tersebut adalah orangtua, bank, guru, dan pemerintah. Orang tua berperan mengenalkan anak tentang kebiasaan menabung. Anak usia dini membutuhkan contoh yang konkret dalam kegiatan menabung dan contoh tersebut dapat diperoleh dari orang tua. Langkah orangtua dalam memberikan contoh adalah dengan mengajak anak ke bank ketika orangtua hendak melaksanakan transaksi dengan bank. Hal ini dimaksudkan untuk mengenalkan anak ke dalam situasi transaksi perbankan. Situasi bank yang nyaman, pegawai dengan penampilan rapi, dan transaksi yang berjalan dengan berpola akan menarik perhatian untuk mengenal bank lebih jauh. Keinginan ini akan membawa pemikiran bagi anak untuk ikut bertransaksi menabung. Setelah minat untuk menabung itu orang tua dapat membuatkan rekening tersendiri bagi anak. Peran orangtua dalam hal memengaruhi dan mengedukasi anak-anaknya agar gemar menabung adalah peran yang sangat sentral, terutama untuk membentuk sikap dasar atau fondasi perilaku tertib keuangan dalam kepribadian putra-putrinya. Peran orangtua menjadi sangat urgensial, apalagi di masa-masa sekarang, di mana anak-anak cenderung menjadi pribadi yang konsumtif. Kepribadian konsumtif tersebut dipengaruhi oleh informasi media cetak maupun elektronik, yang secara rutin menampilkan promosi barang atau jasa, dalam kuantitas dan frekuensi yang cukup banyak atau sering. Promosi barang atau jasa yang dibuat semenarik mungkin itu, tidak hanya membuat seorang anak berhenti di titik pengetahuan (awareness) akan produk, namun kerap merangsang minatnya (desire) untuk membeli. Faktor selanjutnya adalah bank. Bank sebagai tempat tansaksi menabung oleh nasabah juga memberikan pengaruh terhadap minat anak usia dini untuk menabung. Bank yang nyaman akan membuat anak percaya dan mau ikut serta membuka rekening tabungan di bank. Faktor ketiga adalah guru. Guru sebagai tenaga pengajar di sekolah memberikan peranan yang besar terhadap perubahan sikap dan tingkah laku anak. Peribahasa jawa menyebutkan bahwa “Guru kuwi kudu bisa digugu lan ditiru” yang artinya guru itu harus bisa dipatuhi dan dijadikan contoh. Hal inilah yang membawa anak untuk sellau mengikuti setiap perkataan yang dikemukakan oleh guru. Bahkan banyak anak yang lebih mendengarkan kata-kata gurunya daripada kata-kata orangtua. Mereka menganggap bahwa bapak dan ibu guru adalah yang paling pintar dan selain itu salah. Faktor ini hendaknya menjadi perhatian khusus bagi guru untuk mampu menjaga sikap dan ikut berpartisipasi aktif dalam mengkampanyekan gemar menabung bai diri anak sejak usia dini. Mengingat dari usia dini inilah karakter seorag anak mulai terbentuk yang akan menjadi dasar bagi kehidupannya kelak. Landasan lain yang mewajibkan guru untuk berpartisipasi aktif adalah mengingat tugas guru sebagai tenaga pengajar, pendidik, dan motivator. Maka dari itu guru harus dapat menjadi motivator yang baik bagi siswanya demi  menciptakan manusia yang cerdas yang mampu sebagai kebanggaan bangsa dan negara. 
Ada pun kondisi yang mempengaruhi dasar awal perkembangan anak, menurut Baker; GP.Bronson, W.C;Jordon, T.E; dan S.D. Spaner; Schooler,C; dan White, B.L (dalam Soeparwoto, 2004:32) adalah:
1.      Hubungan antar pribadi yang menyenangkan, terutama dengan anggota keluarga, akan mendorong anak mengembangkan kecenderungan menjadi terbuka dan menjadi lebih berorientasi kepada orang lain, karakteristik yang mengarah kepada penyesuaian pribadi dan sosial yang baik.
2.      Keadaan emosi. Ketiadaan hubungan emosional akibat penolakan anggota keluarga atau perpisahan dengan orang tua, seringkali menimbulkan gangguan kepribadian. Sebaliknya pemuasan emosional mendorong perkembangan pribadi.
3.  Metode melatih anak. Anak-anak yang dibesarkan orang tua permisif, ketika besar cenderung kehilangan rasa tanggung jawab, mempunyai kendai emosional yang buruk, dan sering berprestasi rendah dalam melakukan sesuatu. Mereka yag dibesarkan oleh orang tua yang demokratis atau sedikit otoriter penyesuaikan pribadi dan sosialnya lebih baik.
4.      Peran yang dini. Anak pertama yang seringkali diharapkan bertanggung jawab di rumah dan menjaga anak yang lebih kecil, dapat mempunyai kepercayaan diri yang lebih besar daripada saudaranya yang lahir sesudahnya, tetapi mungkin juga mempunyai kecenderungan untuk mengembangkan kebiasaan memerintah sepanjang hidupnya.
5.      Struktur keluarga di massa kanak-kanak. Seorang anak yag berasal dari keluarga besar, sikap dan perilakunya cenderung otoriter, sedangkan yang berasal dari keluarga yang bercerai atau berpisah, menjadi anak yang cemas, tidak mudah percaya, dan sedikit kaku.
6. Rangsangan lingkungan. Lingkungan yang merangsang merupakan salah satu pendorong perkembangan kemampuan anak yang diturunkan. Bercakap-cakap dengan bayi, atau menunjukkan gambar cerita kepada seorang anak prasekolah mendorong minat dalam belajar berbicara dan keinginan membaca. Lingkungan yang merangsang mendorong perkembangan fisik dan mental yang baik, dan lingkungan yang tidak merangsang menyebabkan perkembangan anak di bawah kemampuanya.

Promotion Campaign By Teacher merupakan suatu alternatif  gagasan untuk meningkatkan gemar menabung pada anak usia sekolah dasar. Program ini dimaksudkan untuk mempermudah membantu anak dalam mengenal budaya menabung sejak usia dini melalui metode PAKEM (Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) dalam proses pembelajaran. PAKEM atau juga dikenal dengan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) akan membawa siuasi pembelajaran ke arah “student center”. Dalam hal ini siswa akan berperan aktif sehingga pesan yang akan disampaikan oleh guru dapat lebih mudah diterima dan mengena pada diri siswa baik dari ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Proses pembelajaran di kelas rendah yang biasa dikenal dengan pembelajaran tematik merupakan satu langkah awal untuk memasukkan program Promotion Campaign By Teacher dalam kegiatan belajar mengajar. Proses pembelajaran yang bersumber pada satu tema dengan mencakup berbagai mata pelajaran dari Bahasa Indoesia, Matematika, IPA, IPS, SBK, Pendidikan Agama dan PKn. Bentuk dari kampanye gemar menabung dapat berupa lagu, puisi, pantun, maupun bacaan. Berikut merupakan contoh dari Promotion Campaign By Teacher untuk meningkatkan gemar menabung pada anak usia dini.
1.    Lirik Lagu
Contoh 1
Lirik lagu dinyanyikan dengan nada lagu “Lihat Kebunku”
Lirik:
Lihat uangku ada di kantong
Ada yang receh dan ada yang kertas
Setiap bulan ku simpan di Tabanas
Mendapat bunga dan hatiku senang
Contoh 1
Lirik lagu dinyanyikan dengan nada lagu “Anak Gembala”
Lirik:
Aku adalah anak yang hemat
Selalu rajin menyimpan uang
Tak pernah lelah maupun bosan
Karena hemat pangkallah kaya
La .. la .. la .. dapat bunga
La .. la .. la .. setiap bulan
La .. la .. la .. uang bertambah
La .. la .. la .. tuk beli buku

2.    Puisi
Contoh puisi yang dapat digunakan dalam program Promotion Campaign By Teacher.

            Sepatu baru
Di malam yang indah
Aku merenung inginkan sepatu baru
Ingin meminta kepada ibu, tapi aku malu
Ingin meminta kepada ayah, tapi terlihat lelah
Ku rogoh uang di celana
Ku temukan selembar uang dua ribuan
Hatiku senang
3 bulan ku kumpulkan uang
Dan sekarang kubeli sepatu baru sendiri
Setiap bulan ibu memberikanku uang
Kadang 60.000 kadang 80.000
Uangku banyak
Tapi

3.    Pantun
Contoh puisi yang dapat digunakan dalam program Promotion Campaign By Teacher.
Bambu muda namanya rebung
Tumbuh subur milik tetangga
Lebih baik kita menabung
Uang bertambah mendapat bunga
                        Masak sambal memakai bawang
                        Bawang ada di atas nampan
Awal bulan mendapat uang
Jangan lupa untuk disimpan
    
4.    Bacaan
Contoh bacaan yang dapat digunakan dalam program Promotion Campaign By Teacher.

                                                    Sepatu Baru
Amir adalah siswa kelas 3 SD Sukorejo. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya. Ayahnya bernama Pak Ahmad. Beliau adalah seorang buruh petani. Sedangkan ibunya bernama Ibu Aminah. Beliau bekerja sebagai penjahit.
Pada suatu hari hujan turun dengan deras. Diperjalanan pulang sekolah sepatu Amir rusak. Alas sepatu Amir terbuka sehingga air hujan dapat masuk ke dalam sepatunya. Amir pun sedih melihat kondisi sepatunya sekarang. Amir ingin sekali memiliki sepatu baru. Ketika akan meminta sepatu baru kepada ayah, Amir tidak tega karena ayah terlihat sangat capek. Ketika hendak meminta sepatu kepada ibu, Amir merasa malu karena tidak ingin membuat ibu sedih.
Akhirnya Amir memutuskan untuk menabung sebagian uang sakunya setiap hari. Setelah 3 bulan uang tabungan Amir telah cukup untuk membeli sepatu. Amir pergi ke pasar dan membeli sepatu baru. Ia sangat senang. Ayah dan ibu juga bangga memiliki anak seperti Amir yang rajin menabung.

Sedangkan pelaksanakan program Promotion Campaign By Teacher dalam pembelajaran kelas tinggi di SD (kelas 4-6), guru dapat menggunakan strategi inquiry. Menurut Gulo strategi inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri(Trianto, 2007:135). Berikut adalah langkah-langkah dalam pelaksanaan inquiry di dalam proses  pembelajaran:
1.         Mengajukan pertanyaan atau permasalahan
2.         Merumuskan hipotesis
3.         Mengumpulkan data
4.         Analisis data
5.         Membuat kesimpulan
Contoh pelaksanaan Promotion Campaign By Teacher dalam pembelajaran di SD kelas tinggi
1.      Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.
2.      Guru menyiapkan gambar buku tabungan.
 3.       Guru membagikan gambar buku tabungan ke dalam masing-masing kelompok.
4.      Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa sebagai petunjuk pelaksanaan diskusi kelompok.
-          Apakah kegunaan benda yang ada pada gambar?
-          Profesi apa saja yang berhubungan dengan benda tersebut?
-          Dimana kita bisa menemukan benda tersebut?
-          Bagaimana cara menggunakan benda tersebut?
5.      Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan cara diskusi kelompok.
6.      Guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk membacakan hasil diskusi di depan kelas.
7.      Setiap siswa diminta saling melengkapi hasil diskusi dari masing-masing kelompok.

Berdasarkan materi yang telah disajikan sebelumnya bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan awal anak diantara adalah hubungan antar pribadi yang menyenangkan, keadaan emosi, metode melatih anak, peran yang dini, struktur keluarga di massa kanak-kanak, dan rangsangan lingkungan. Lima dari enam faktor yang disebutkan di atas telah memenuhi karakteristik dari program Promotion Campaign By Teacher. Hubungan antar pribadi yang menyenangkan antara guru dan siswa di dalam kelas akan menumbuhkan rasa kasih sayang antara siswa dan guru. Rasa sayang  merupakan modal awal dalam proses pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan membosankan. Namun akan hubungan kerjasama timbal balik yang positif antara guru dan siswa. Guru akan mampu menyampaikan kampanye gemar menabung kepada siswa secara efektif. Sedangkan siswa pun mampu menangkap materi dan berlatih untuk melaksanakannya.
Metode pengajaran yang kreatif dan inovatif dari guru akan membantu proses pengolahan emosi pada diri siswa. Model pembelajaran tepat untuk mengembangkan pembelajaran yang menarik, bermakna dan menyenangkan merupakan suatu strategi untuk meredam emosi anak yang tinggi. Hal ini dapat terjadi karena proses pembelajaran dikemas dalam bentuk permainan dan kegiatan menyenangkan. Seperti yang telah diketahui bahwa siswa usia Sekolah Dasar menyukai pembelajaran yang dikolaborasikan dengan permainan baru yang menarik dan menyenangkan.
Pemberian pelatihan kepada anak untuk menabung pun dapat dilakukan oleh guru di sekolah. Dalam konteksnya guru mengenalkan gambar buku tabungan kepada siswa dan melatih siswa untuk mengenal tentang tabungan terlebih dahulu (learning to know). Setelah mengetahui guru mengarahkan siswa untuk mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu mempunyai buku tabungan. Untuk pelajar buku tabungan dapat berupa Tabanas maupun Tapelpram(learning to do). Siswa tidak hanya diajak untuk menabung di bank. Namun siswa juga diarahkan sebagai manusia yang hemat dan bersedia menjaga tabungannya secara kontinu(learning to be). Kemudian siswa diharapkan dapat hidup di antara masyarakat yang gemar menabung. Bahkan diharapkan siswa sebagai seorang terpelajar mampu menyemarakkan gemar menabung diantara teman-temannya maupun masyarakat(learning to live together).
Peran aktif siswa di dalam kelas akan menumbuhkan kepercayaan diri siswa dalam melaksanakan setiap hal. Kepercayaan diri ini nantinya akan membuat siswa tertarik dan percaya bahwa materi yang telah didapatkan di sekolah terbukti kebenarannya. Sehingga siswa akan tertarik untuk ikut menyimpan tabungannya di Bank karena mereka percaya bahwa menabung adalah hal yang menguntungkan.
              Sekolah sebagai lingkungan pendidikan sangat mempengaruhi perilaku anak. Apalagi Sekolah Dasar sebagai jenjang pendidikan dasar yang diharapkan mampu mencetak karakteristik terpuji di masa usia dini  
anak. Sekolah dengan sistem manajemen yang bagus dalam pembelajaran akan membantu siswa membentuk pribadi yang baik. Tenaga pengajar yang profesional memegang peranan aktif dalam membentuk pribadi anak secara langsung (faktor intern). Sehingga guru yang menguasai model pembelajaran inovatif, akan mampu menyampaikan pesan kampanye gemar menabung di kalangan siswa.  
Kegiatan menabung seyogyanya tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa. Namun anak pun harus ikut berperan serta dalam kegiatan menabung. Khususnya pada anak usia sekolah dasar sebagai aset bangsa hendaknya memiliki jiwa gemar menabung sejak usia dini. Hal ini dikarenakan kebiasaan sejak usia dini akan memberikan banyak pengalaman dan pelajaran bagi anak. Diantaranya adalah anak telah memahami tentang maslah perbankkan. Anak juga telah mampu bersosialisasi dengan nasabah yang lain. Bahkan secara tidak langsung anak juga telah membantu menopang perekonomian daerah.
Anak dengan kebiasaan gemar menabung akan selalu kontinu menyimpan uangnya di bank. Jadi secara tidak langsung anak telah membantu dalam operasional yang dilakukan oleh bank terhadap nasabah yang lain. Baik itu program simpan pinjam maupun pemberian kredit untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Anak yang belum memiliki kebutuhan besar dan hanya memiliki tujuan mencari keamanan penyimpanan uang di Bank adalah kerjasama yang bagus bagi keuangan daerah. Hal ini dikarenakan dengan uang tabungan tersebut dapat dialokasikan terhadap pemberian kredit bagi UMKM yang ada di daerah tersebut. Sebagai Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tentunya pengusaha membutuhkan banyak modal untuk mengembangkan usahanya. Biasanya pengusaha lebih memilih meminjam modal di Bank pemerintah agar tidak terjerat pengembalian bunga tinggi yang akan merugikan usahanya. Dari modal tersebut pengusaha mengalokasikan dana pinjaman sebagai modal untuk pembelian keperluan usaha. Usaha yang berjalan maju akan memberikan keuntungan bagi pengusaha sehingga pengembalian pinjaman kepada bank pun dapat dengan mudah dilaksanakan. Setelah pengembalian dana tersebut pengusaha masih bisa menjalankan usahanya dengan modal bersih yang mereka miliki dari keuntungan modal pinjaman sebelumnya. Manajemen keuangan ini pun akan terus berputar sampai kesuksesan UMKM menjadi usaha besar yang mampu merekrut banyak karyawan sehingga dapat mengurangi pengangguran di daerah.

DAFTAR PUSTAKA
Khalifah, Mahmud dkk. 2009. Menjadi Guru yang Dirindu. Surakarta: Ziyad Visi Media.
Soeparwoto. 2004. Psikologi Perkembangan. Semarang: UPT UNNES Press.
Sugiyanto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.
Syaifuddin, Muhammad dkk. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. DIKTI.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka.
http://blog.keuanganpribadi.com/anak-dan-kebiasaan-menabung/ diunduh pada tanggal 31 Agustus 2010 pukul 14.00

Dikutip dari ringkasan karya yang pernah saya kirim di Lomba Penulisan Artikel Mahasiswa Se-Jawa Tengah oleh Budi Santosa Foundation (juara harapan 1)
 












3.      Guru membagikan gambar buku tabungan ke dalam masing-masing kelompok.
4.      Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa sebagai petunjuk pelaksanaan diskusi kelompok.
-          Apakah kegunaan benda yang ada pada gambar?
-          Profesi apa saja yang berhubungan dengan benda tersebut?
-          Dimana kita bisa menemukan benda tersebut?
-          Bagaimana cara menggunakan benda tersebut?
5.      Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan cara diskusi kelompok.
6.      Guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk membacakan hasil diskusi di depan kelas.
7.      Setiap siswa diminta saling melengkapi hasil diskusi dari masing-masing kelompok.


DANDI

Mencari rumput bukan menjadi hal istimewa lagi bagi anak berusia 11 tahun ini. Sebut saja Dandi. Dandi adalah siswa kelas 6 di SDN Tambahrejo 1 Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora. Setiap hari ia senantiasa membantu ibunya dalam mencari rumput. Tidak hanya itu, Dandi juga harus mengambil air dari sumur sawah untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Maklum, ayah Dandi bekerja di Kalimantan dan jarang pulang. Oleh karena itu, sebagai anak laki-laki Dandi merasa harus banyak membantu ibunya. Walau tidak jarang terkadang Dandi juga merasa enggan apalagi jika melihat teman-temannya yang tengah asyik bermain.
Biasanya Dandi mencari rumput di sawah dan di sekitar rumahnya. Rumput yang cukup tebal di sekitar rumahnya membuat Dandi merasa di ringankan untuk tidak perlu berjalan jauh mencari bahan pakan kambing-kambingnya. Inilah, singkat cerita dari Dandi anak berusia 11 tahun yang mencari rumput sekaligus membersihkan rumput-rumput di sekitar rumahnya.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More