This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Wednesday 30 January 2013

Kartu Wasis untuk Peningkatan Berbahasa Jawa


Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, artinya suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menyampaikan gagasan, pikiran atau perasaan sehingga gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran pembicara dapat dipahami orang lain.
Ironisnya, pembelajaran bahasa Jawa di sekolah, dinilai gagal. Padahal, pelajaran ini erat hubungannya dengan pendidikan budi pekerti dan pembentukan karakter siswa. Sumarlan (2011) mengemukakan, penerapan tingkat tutur (unggah-ungguh) dalam percakapan sehari-hari kini sudah semakin kacau.  
Penggunaan media yang jarang digunakan oleh guru SD dalam pembelajaran Bahasa Jawa, merupakan salah satu akar penyebab rendahnya keterampilan berbicara Bahasa Jawa siswa SD.
Keadaan ini tentu kurang kondusif bagi pembelajaran bahasa Jawa, khususnya bagi anak-anak. Anak-anak sulit memperoleh teladan penggunaan bahasa Jawa yang baik dan benar langsung dari masyarakat. Penggunaan bahasa Jawa dalam lingkungan lingkungan rumah tangga dan hubungan antarpribadi dalam lingkungan masyarakat pun, terkontaminasi pemakaian bahasa Indonesia.
Dalam kajian yang kami lakukan, Kartu Wayang Ssiswa (Wasis) bermanfaat mengetahui efektivitasupaya peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa di Sekolah Dasar.

Solusi Alternatif
Dibutuhkan solusi alternatif untuk dalam pembelajaran bahasa Jawa. Pembelajaran bahasa Jawasendiri, sebenarnya merupakan tantangan bagi guru untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar (KBM).
Kajian ini kami lakukan dengan menggunakan model penelitian pengembangan dengan langkah-langkah berdasarkan Borg dan Gall dalam metode penelitian pengembangan yang disusun Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional 2008.
Di mana ada lima langkah utama dalam penelitian dengan populasi dalam siswa kelas IV SDN Poncomulyo Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Yaitu melakukan analisis produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk awal, validasi ahli dan revisi, uji coba lapangan skala kecil dan revisi produk, dan uji coba lapangan skala besar dan produk akhir.
Hasil dari  kajian ini, Kartu Wasis cukup signifian dalam meningkatkan perkembangan pembelajaran dan belajar berbicara bahasa Jawa, khususnya untuk materi wayang.
Efektivitas Kartu Wasis terlihat dari keterlaksanaan kegiatan pembelajaran yang berlangsung dengan baik. Dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa Jawa sebesar 67,00, siswa telah mencapai ketuntasan sebesar 100%. Baik dari aspek membaca kalimat, menguraikan kata menjadi suku kata, kelancaran membaca, intonasi, serta pelafalan
Akhirnya, sekolah sebagai satuan pendidikan diharapkan selalu berupaya mengembangkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Di sisi lain, pemerintah seyogyanya dapat membantu sekolah mengembangkan kualitas pembelajaran melalui pelatihan-pelatihan kepada guru. Pelatihan-pelatihan yang dapat dikembangkan salah satunya adalah pembuatan media pembelajaran murah, aktif, kreatif, dan inovatif. (*)


Dian M. WijayantiPutri Utami & Nopi S. Susanti,
Ketiganya mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes). Untuk kelengkapan hasil penelitian ini bisa menghubungi Dian Marta Wijayanti via  HP: 085740145329 atau email: girlsmarta@gmail.com

Es Campur Dalam Kata (Dilema Pembelajaran Bahasa Jawa)

        Panas-panas paling segar memang minum es. Tapi es apa yang akan engkau pilih saat ini? Yupz, salah satu pilihannya adalah es campur. Es campur tidak hanya sebagai pengobat haus, namun es campur juga mampu dijadikan pengganjal perut. Pada kesempatan ini kita akan membahas es campur yang segar untuk diperbincangkan tapi resah untuk dinikmati. Fenomena ini hampir dirasakan oleh sebagian guru yang saya tanyai. Kenyataannya es campur memang berlaku dalam bahasa pengantar pembelajaran Bahasa Jawa. Jika dahulu Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu berfungsi sebagai bahasa pengantar pembelajaran. Justru sekarang ini malah pembelajaran Bahasa Jawa membutuhkan bahasa pengantar tidak hanya di perkotaan namun juga di perkotaan.
        Kejadian ini tidak terjadi begitu saja. Guru tentu memiliki alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi? Karakteristik siswa sangat memperngaruhi sampai terjadinya peristiwa ini. Kebanyakan siswa yang tidak paham penggunaan bahasa Jawa mau tidak mau membutuhkan jembatan bahasa yang lain untuk memahami materi yang diberikan oleh guru. Guru sebagai fasilitator memiliki peran untuk menciptakan pembelajaran Bahasa Jawa yang menyenangkan sehingga siswa dapat mencapai tujuan. Namun pada kenyataannya, tetap saja penggunaan bahasa Indonesia ikut bercampur dalam pembelajaran Bahasa Jawa ini. Bukan berarti guru tidak dapat berbicara Bahasa Jawa dengan baik dan benar. Namun, tanpa bahasa es campur ini siswa akan lebih kesulitan dalam mencapai kompetensi yang seharusnya dicapai.
        Peristiwa ini saya alami juga ketika berstatus sebagai guru PPL di salah satu SD negeri di kota Semarang. Beberapa kali saya mengajar Bahasa Jawa namun hasilnya kurang maksimal. Sebagai guru saya sudah mencoba untuk menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar. Pemilihan tembung-tembung (kata-kata) yang paling sederhana sudah saya gunakan namun siswa masih banyak yang bertanya
"Bu, itu tadi artinya apa?"
"Bu, ngerjainnya pakai bahasa Indonesia saja ya"
Bahkan tidak hanya itu, rusaknya bahasa juga terlihat ketika mereka mencampuraduk antara bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
"Bu, ngerjainnya ngeten?"
"Bu, kula ambek XXXXX mawon nggih"
Pemilihan bahasa lisan seperti tersebut di atas kadang tidak disadari ketika mendengarnya. Namun ketika sudah menghadapi bahasa tulis, berbagai bentuk es campur penggunaan bahasa sangatlah terlihat. Apa yang terjadi dengan bahasa kkita?
Mari berbagi solusi ....

Wednesday 9 January 2013

SKRIPSI ITU RACUN (Sedikit berbagi pengalaman "Ayo lawan Skripsi")

Pagi skripsi, siang skripsi, sore skripsi, malam pun skripsi. Lebih detailnya nih, mau makan ingat skripsi, mau tidur ingat skripsi, bahkan mau mandi juga ingat skripsi. Wah, apa-apaan nih. Ya beginilah rasanya menjadi mahasiswa semester akhir. Salah satu persyaratan kelulusan adalah membuat skripsi. Begitu pula dengan yang sedang ku hadapi sekarang. Ku tulis dengan kapital "SKRIPSI". Mantapz sekali. 
Sejujurnya, keinginan untuk mengerjakan skripsi itu sangat kecil sekali. Rasa malas lebih sering menghampiri daripada semangat membara layaknya anak sekolah yang hendak menghadapi liburan. Tapi apa daya, mau tak mau skripsi harus dikerjakan. Membuang rasa malas adalah PR bagi kami mahasiswa skripsi. 
Aku bukan mahasiswa yang rajin. Aku juga bukan mahasiswa yang pintar. Aku hanya mahasiswa yang punya keinginan untuk segera menyelesaikan tugas skripsiku. Kata "segera" disini bukan berarti cepat tapi meninggalkan kualitas. Tapi quality and speed haruslah seimbang. Pernah ku berpikir apa mungkin bisa? Biasanya kualitas yang bagus membutuhkan waktu yang cukup lama. Tapi sekali lagi ku tekankan pada diriku tak ada yang tak mungkin. Maka dari itu, ku tulis besar-besar dalam catatanku "SKRIPSI itu RACUN". Mengapa demikian?
Tentunya kita semua tahu bahwa racun itu tidak baik dan sangat mengganggu. Seseorang yang terkena racun biasanya akan segera mencari obat atau cara untuk menyingkirkannya tidak hanya dalam waktu yang cepat tapi juga dengan cara sebaik mungkin. Begitu pula denganku. Mencoba menelateni skripsi yang sampai saat ini belum juga seminar adalah semangat yang masih terus menerus ku pertahankan sampai masa mengerjakan skripsi selesai. 
Sedikit berbagi polahku ketika mengerjakan skripsi:
1. Persiapkan referensi sebanyak-banyaknya 
    Memiliki banyak referensi sangatlah penting. Dari pengalaman kakak-kakak kelas, skripsi sering tersendat  karena kurangnya referensi. Maka dari itu, mengumpulkan berbagai referensi terkait judul skripsi kita sebelum membuka laptop adalah jalan pertama. Buku tak harus membeli. Pinjam kesana kemari pun bisa. Kalau buku sudah tersedia di kamar, ketika butuh akan lebih mudah untuk menjangkaunya.
2. Pastikan laptop selalu online
    Memang benar sih, ketika laptop online seringkali kita malah lebih banyak membuka jejaring sosial daripada mengerjakan skripsinya. Tapi bagiku itu tak masalah. Istilah sederhananya facebook dan twitter adalah "tombo ngantuk". Laptop yang selalu online akan membantu ketika sewaktu-waktu membutuhkan referensi tambahan.
3. Gunakan waktu luang untuk tidur
    Sedikit waktu luang ketika mood mengerjakan skripsi sedang jelek lebih baik digunakan untuk tidur. Tidur akan lebih bermanfaat daripada jalan-jalan tak jelas tujuannya. Di saat bangun tidur, badan sudah segar. laptop di samping bantal pun telah siap menanti untuk dikerjakan kembali.
4. Membuat masterplan dalam time table
    Memasang deadline untuk diri sendiri terkadang memang terkesan memaksa. Tapi tabel tersebut secara tidak langsung akan selalu mengingatkan kita untuk segera segera dan segera mengerjakan target yang hendak dicapai.
5. Tak perlu malu bertanya
    Tentunya akan banyak pertanyaan ketika kita menghadapi hal baru. Begitu pula dengan skripsi. Banyak hal yang sebenarnya aku tidak tau. Tanya pada dosen, kakak kelas dan teman adalah jawabannya. Tidak hanya itu, google sebenarnya juga banyak menjawab apa yang menjadi tanyaku.
6. Mussssssssiiiiiiiiikkkk
    Berhubung aku suka dangdut dan campursari. Laptop pun tlah full musik di saat jari-jari ini merangkai kata demi kata dalam skripsi. Musik bisa membangkitkan semangat lho .... Silahkan diisi sesuai genre musik kesayangan teman-teman.
7. Siapkan makanan di kamar
    Tidak hanya musik, makanan pun bisa mempengaruhi mood yang sedang galau karena skripsi. Tak perlu makanan yang berat dan mahal. Cukup beli pilus atau jajan kiloan bisa bertahan beberapa hari kok. Kalau perlu beli yang keras-keras aja biar awet, hehehe ....
8. Mengirim sms dan memajang foto orangtua
   Orangtua adalah cahaya yang paling terang di dalam semangat ini. Ketika malas menyelimuti batin, sms bapak atau ibu bisa menjadi alternatif solusi. Sms yang sederhana-sederhana saja. "Sampun dhahar Bu?" "Bapak nembe nopo?" "Bu, masak nopo?" ... hati kita bisa menjadi senang, rindu orangtua pun bisa terobati. Kalau tidak sms, melihat foto bapak ibu pun terkadang bisa membuat airmata membasahi pipi.
Yach, inilah yang bisa ku bagi. Semoga bermanfaat ya teman-teman. Mari sama-sama berjuang untuk skripsi ini. Demi bapak, demi ibu, dan demi orang-orang yang kita sayang :-)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More