This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tuesday 18 February 2014

Selamatkan Wanita dan Anak dari Rokok

dimuat di Rubrik Perempuan Harian Suara Merdeka 18-02-2014

Saat ini, perempuan merokok sudah dianggap biasa. Tak jarang kita temukan fenomena ini di warung, mal, halte bus, ataupun di tempat-tempat lain. Secara kuantitas, jumlah perokok perempuan memang masih lebih rendah dibanding perokok laki-laki.

Namun, bukan tidak mungkin, seiring dengan gencarnya pengaruh kapitalisme dan kultur hedonisme, ke depan, kaum hawa dikhawatirkan akan semakin banyak yang terpapar dampak negatif asap rokok, baik sebagai perokok pasif maupun aktif.

Masyarakat belum menyadari betul bahaya rokok, meskipun di setiap bungkus rokok tertulis larangan dan peringatan bahaya rokok.

Sejak akhir 2013, kita melihat tulisan ''merokok membunuhmu''. Ini menunjukkan betapa berbahayanya rokok bagi kehidupan manusia.

Berdasarkan survei dampak rokok yang dipublikasi tim ilmuwan Prancis di jurnal ilmiah Epidemologi, disimpulkan bahwa perempuan lebih berisiko mengalami kematian dini karena rokok dibandingkan kaum pria.

Dari 380.000 warga Eropa berusia 40 tahun ke atas yang disurvei, risiko kematian dini perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki akibat konsumsi rokok.

Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti kehidupan responden selama 12 tahun. Ditemukan 26.411 orang meninggal semasa periode penelitian.

Disebutkan juga, bagi pria yang merokok lebih dari 26 batang dan meminum lebih dari 30 gram alkohol per hari, risiko kematiannya 2,38 persen, sedangkan untuk perempuan dengan dosis rokok dan alkohol yang sama, risikonya jauh lebih tinggi mencapai 3,88 persen.

Hasil penelitian ini setidaknya menyadarkan kita bahwa industri rokok, yang selama ini menempatkan pria sebagai pasar utamanya, justru telah menjadi monster menakutkan bagi eksistensi kesehatan kaum hawa.

Terus Meningkat

Menurut Survei Ekonomi Nasional, jumlah perokok di Indonesia juga terus meningkat setiap tahun.

Menurut data Kemenkes, dalam kurun tahun 1970 sampai 2000, konsumsi rokok Indonesia meningkat dari 33 miliar batang menjadi 217 miliar batang. Tahun 2005, konsumsi rokok Indonesia sudah mencapai 214 miliar batang, meningkat menjadi 240 miliar batang tahun 2008, serta menjadi 279,4 miliar batang pada 2011, di mana perokok laki-laki masih mendominasi.

Penggunaan tembakau di kalangan wanita mencapai puncaknya pada 1980-an dan memiliki dam­pak kesehatan yang akan dirasakan beberapa tahun kemudian.

Perlu langkah serius pemerintah untuk menyelamatkan eksistensi perempuan dan keluarga dari silent killer rokok ini.

Pertama, pemerintah bisa memfasilitasi melalui petugas-petugas kesehatan bagi mereka yang berkomitmen untuk menghentikan merokok, lewat pendirian klinik kesehatan.

Kedua, mengubah paradigma bahwa merokok bukanlah ''simbol kedewasaan dan kegagahan, me­lainkan merusak dan merugikan''.

Ketiga, perlu adanya sinergi dari Kemenkes, tokoh masyarakat dan LSM/ormas untuk sering memberi penyuluhan bahwa merokok adalah perbuatan tidak baik. Pemerintah bisa memberikan edukasi pada para ibu rumah tangga agar untuk tidak merok.

Memang benar, merokok atau tidak adalah keputusan pribadi. Namun, yang perlu diperhatikan di sini adalah bahaya rokok, baik bagi kesehatan maupun lingkungan. Perokok adalah ciri orang boros. (24)


--Dian Marta Wijayanti SPd, Direktur Eksekutif Smarta School, Semarang.

Tuesday 11 February 2014

Galau Guru dalam Penelitian

dimuat di Suara Merdeka 5 Februari 2014

"Lewat forum KKG dan MGMP, guru dapat membahas permasalahan yang mereka hadapi dalam penelitian"

Artikel ”Pentingnya Karya Ilmiah Guru” tulisan Yohanes Eko Nugroho SPd (SM, 16/1/14) memberikan pencerahan bahwa sangat penting bagi guru untuk menulis karya ilmiah. Namun yang luput dari pengkajiannya secara untuh adalah tentang penelitian guru. Selain jadi persyaratan kenaikan pangkat guru, penelitian memegang posisi urgen dalam pendidikan.

Saat ini banyak guru masih tabu dan ”tidak melek” penelitian. Di benak mereka, penelitian menghabiskan banyak waktu, uang, dan tenaga. Padahal penelitian tidak serumit yang ditakutkan. Sampai saat ini penelitian masih dianggap momok, menakutkan dalam dunia pendidikan.
Guru memang bukan dosen yang memiliki tugas Tri Darma Perguruan Tinggi: pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat. Namun penelitian bagi guru untuk meningkatkan kualitas diri adalah keniscayaan. Keraguan yang membelenggu guru untuk meneliti harus diakhiri.

Selama ini banyak kenaikan pangkat/golongan terjegal karena guru tidak melakukan penelitian. Selain berdampak pada guru, hasil penelitian pasti memberikan manfaat bagi orang lain dan dunia pendidikan. Dengan meneliti, guru bisa membuat ”rumusan perbaikan” pendidikan supaya menjadi lebih baik.

Dari hal teknis, seperti media/metode pembelajaran hingga perbaikan sistem seperti perubahan kurikulum dan kebijakan pendidikan. Makin intens guru meneliti maka makin banyak kontribusi bagi perbaikan pendidikan. Karena itu, gerakan meneliti harus segera direalisasikan sejak dini pada semua jenjang, baik guru SD/MI, SMP/MTs, maupun SMA/SMK/MA.

Banyak penelitian yang bisa dilakukan guru, salah satunya penelitian tindakan kelas (PTK). Dari mata kuliah metodologi penelitian atau penelitian pendidikan, guru ataupun calon guru telah mempelajari prosedur pelaksanaan PTK. Penelitian ini cukup mudah dilakukan karena tidak membutuhkan waktu lama dan dapat dilaksanakan sambil mengajar.

Sebenarnya, kebingungan guru bukan pada pelaksanaan penelitian melainkan pada format laporan penelitian. Dalam praktik, banyak guru sudah mahir meneliti, hanya pada hari-hari biasa tidak memerlukan instrumen dan dokumentasi khusus. Tapi saat PTK, guru harus menyiapkan instrumen dan dokumentasi khusus. Adapun hal-hal yang berhubungan dengan format laporan, guru bisa berkolaborasi dengan orang lain.

MemelopÏori Meneliti

Banyak alternatif bisa digalakkan untuk penelitian. Pertama; gerakan kepala sekolah meneliti. Sebagai pemimpin, kepala sekolah merupakan teladan bagi guru. Selain PTK, kasek juga harus melakukan penelitian tindakan sekolah (PTS). Dengan mengajak guru-guru berkolaborasi maka motivasi guru untuk berpikir maju dan meneliti makin tinggi.

Kedua; berkreasi dalam organisasi profesi. Melalui KKG dan MGMP, guru dapat membahas permasalahan yang dihadapi dalam penelitian. Pengembangan diri guru pun dapat menjadi bahan pembahasan. Guru yang sudah pernah atau mahir meneliti bisa menjadi tutor sebaya, termasuk berkait penyusunan laporan.

Ketiga; pelatihan terbimbing dari Dinas Pendidikan. Pelatihan penulisan laporan penelitian hendaknya didampingi sampai penulisan laporan penelitian selesai. Guru juga diberi refleksi terhadap penelitiannya supaya tahu kekurangannya. Jangan sampai guru merasa pengumpulan laporan penelitian dalam forum diklat hanya formalitas untuk mendapatkan sertifikat.

Keempat; pelaksanaan lomba penulisan laporan penelitian. Ajang kompetisi sangat lebih baik jika dijadikan program tahunan. Dengan begitu guru akan mempersiapkan lebih baik hasil yang akan diikutsertakan dalam lomba. Penghargaan bagi guru berprestasi akan memotivasi guru melakukan penelitian.

Banyak manfaat diperoleh jika gerakan guru meneliti ini diimplementasikan lebih nyata. Guru adalah pioner perubahan. Lebih cepat mencarikan solusi pendidikan melalui pendidikan tentu lebih baik dibanding menunggu solusi dari pihak lain. Guru kreatif adalah guru yang rajin meneliti. Saatnya guru meneliti. (10)

— Dian Marta Wijayanti SPd, lulusan terbaik PGSD Unnes pada April 2013, guru Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMP Nasima Semarang

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More