Tuesday 11 February 2014

Galau Guru dalam Penelitian

dimuat di Suara Merdeka 5 Februari 2014

"Lewat forum KKG dan MGMP, guru dapat membahas permasalahan yang mereka hadapi dalam penelitian"

Artikel ”Pentingnya Karya Ilmiah Guru” tulisan Yohanes Eko Nugroho SPd (SM, 16/1/14) memberikan pencerahan bahwa sangat penting bagi guru untuk menulis karya ilmiah. Namun yang luput dari pengkajiannya secara untuh adalah tentang penelitian guru. Selain jadi persyaratan kenaikan pangkat guru, penelitian memegang posisi urgen dalam pendidikan.

Saat ini banyak guru masih tabu dan ”tidak melek” penelitian. Di benak mereka, penelitian menghabiskan banyak waktu, uang, dan tenaga. Padahal penelitian tidak serumit yang ditakutkan. Sampai saat ini penelitian masih dianggap momok, menakutkan dalam dunia pendidikan.
Guru memang bukan dosen yang memiliki tugas Tri Darma Perguruan Tinggi: pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat. Namun penelitian bagi guru untuk meningkatkan kualitas diri adalah keniscayaan. Keraguan yang membelenggu guru untuk meneliti harus diakhiri.

Selama ini banyak kenaikan pangkat/golongan terjegal karena guru tidak melakukan penelitian. Selain berdampak pada guru, hasil penelitian pasti memberikan manfaat bagi orang lain dan dunia pendidikan. Dengan meneliti, guru bisa membuat ”rumusan perbaikan” pendidikan supaya menjadi lebih baik.

Dari hal teknis, seperti media/metode pembelajaran hingga perbaikan sistem seperti perubahan kurikulum dan kebijakan pendidikan. Makin intens guru meneliti maka makin banyak kontribusi bagi perbaikan pendidikan. Karena itu, gerakan meneliti harus segera direalisasikan sejak dini pada semua jenjang, baik guru SD/MI, SMP/MTs, maupun SMA/SMK/MA.

Banyak penelitian yang bisa dilakukan guru, salah satunya penelitian tindakan kelas (PTK). Dari mata kuliah metodologi penelitian atau penelitian pendidikan, guru ataupun calon guru telah mempelajari prosedur pelaksanaan PTK. Penelitian ini cukup mudah dilakukan karena tidak membutuhkan waktu lama dan dapat dilaksanakan sambil mengajar.

Sebenarnya, kebingungan guru bukan pada pelaksanaan penelitian melainkan pada format laporan penelitian. Dalam praktik, banyak guru sudah mahir meneliti, hanya pada hari-hari biasa tidak memerlukan instrumen dan dokumentasi khusus. Tapi saat PTK, guru harus menyiapkan instrumen dan dokumentasi khusus. Adapun hal-hal yang berhubungan dengan format laporan, guru bisa berkolaborasi dengan orang lain.

MemelopÏori Meneliti

Banyak alternatif bisa digalakkan untuk penelitian. Pertama; gerakan kepala sekolah meneliti. Sebagai pemimpin, kepala sekolah merupakan teladan bagi guru. Selain PTK, kasek juga harus melakukan penelitian tindakan sekolah (PTS). Dengan mengajak guru-guru berkolaborasi maka motivasi guru untuk berpikir maju dan meneliti makin tinggi.

Kedua; berkreasi dalam organisasi profesi. Melalui KKG dan MGMP, guru dapat membahas permasalahan yang dihadapi dalam penelitian. Pengembangan diri guru pun dapat menjadi bahan pembahasan. Guru yang sudah pernah atau mahir meneliti bisa menjadi tutor sebaya, termasuk berkait penyusunan laporan.

Ketiga; pelatihan terbimbing dari Dinas Pendidikan. Pelatihan penulisan laporan penelitian hendaknya didampingi sampai penulisan laporan penelitian selesai. Guru juga diberi refleksi terhadap penelitiannya supaya tahu kekurangannya. Jangan sampai guru merasa pengumpulan laporan penelitian dalam forum diklat hanya formalitas untuk mendapatkan sertifikat.

Keempat; pelaksanaan lomba penulisan laporan penelitian. Ajang kompetisi sangat lebih baik jika dijadikan program tahunan. Dengan begitu guru akan mempersiapkan lebih baik hasil yang akan diikutsertakan dalam lomba. Penghargaan bagi guru berprestasi akan memotivasi guru melakukan penelitian.

Banyak manfaat diperoleh jika gerakan guru meneliti ini diimplementasikan lebih nyata. Guru adalah pioner perubahan. Lebih cepat mencarikan solusi pendidikan melalui pendidikan tentu lebih baik dibanding menunggu solusi dari pihak lain. Guru kreatif adalah guru yang rajin meneliti. Saatnya guru meneliti. (10)

— Dian Marta Wijayanti SPd, lulusan terbaik PGSD Unnes pada April 2013, guru Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMP Nasima Semarang

2 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More