Monday 9 April 2012

My Inspirator

Bapak, siang ini aku sangat rindu dengan bapak. Rindu dengan tantangan-tantangan yang sering bapak berikan kepadaku. Rindu dengan cara berpikir bapak yang terkadang aku juga tidak faham akan dibawa lari kemana. 
Teringat waktu masih kecil, bapak sangat suka melihatku mengenakan gaun besar yang ada bunga-bunganya. Bapak bilang aku cantik. hehehe ... 
Senang sekali ketika bapak mengajakku berfoto-foto ria. Aku pun selalu tertawa lepas ketika perlakuan-perlakuan manja itu bapak berikan kepadaku.
Bapak, taukah bapak siapa motivatorku sekarang?
YUpz, Bapak adalah motivator terhebatku.
Bapak, kini aku telah tumbuh menjadi gadis dewasa. Bukan gadis yang suka bapak ikat rambutnyai kanan dan kiri seperti dulu lagi. Tapi Dian yang ingin megejar cita-cita. Begitu banyak harapan yang ingin aku wujudkan bapak. Meski ku tau ini tak mudah. Namun, ku berpikir suatu kebodohan jika aku menyerah begitu saja.
Jika aku teringat bagaimana cara bapak menyayangi kami dengan keterbatasan yang bapak miliki. Aku merasa malu ... Kalau bapak bisa, kenapa aku tidak? AKU PASTI BISA. Insya Allah
Ingatkah bapak ketika kita berempat menjadi tukang bangunan? Membangun istana kita dengan kasih sayang kita berempat. Bersumber rezeki yang bapak peroleh dari kompetisi pada waktu itu, bapak mengajarkan kami menjadi orang-orang yang kuat dan menikmati hidup. Adik yang mendekatkan batu bata ke bapak. Ibu dan aku yang membuat adukan material, dan bapak yang memasang batu bata. Semua itu kita lakukan bersama-sama untuk mengubah lantai tanah kita menjadi batu bata Pak. Jika mengingat cerita itu, semangat yang hilang pun menjadi datang kembali.
Jika bapak merasa beberapa kata yang terucap itu adalah nasehat bapak untukku. Maka aku kan menyimpannya sebagai sebuh tantangan yang harus bisa ku taklukkan. Semua ini tak kan terasa berat ketika setiap hari bapak masih menyapaku entah melalui telfon atau sms. "Wis maem nduk?", "nembe opo?", "kapan mulih?".
Kata-kata ini begitu dekat dengan hari-hariku.
Bapak, doakan aku.
Semoga suatu saat aku bisa mengharumkan nama bapak, sebagaimana kehadiran bapak yang mengharumkan hari-hariku. Tetaplah tersenyum bapak ...
Senyum bapak adalah kekuatanku.
Semoga Dian Marta Wijayanti bisa JAYA seperti makna yang bapak siratkan dalam namaku ini Dian (cahaya), Marta (Sumardjan+Suwitaningrum), Wijayanti (wanita yang berhasil).
AMIN

2 comments:

Ibunya mana? wah wah wah.... hem.. ntr ibu cemburu loh hehe

Ibunya ada kok, cuma belum di posting, hehehe ...

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More