Sunday 22 September 2013

Anak Spesial Berhak Belajar

Oleh: Dian Marta Wijayanti

Setiap anak hidup dalam keunikannya

Berlari, tertawa, menangis, bahkan kadang teriak mengganggu seharusnya tidak menjadi tembok bagi mereka untuk berekspresi. Namun norma serta etika yang berkembang di masyarakat mau tak mau mengatur kehidupan mereka untuk hidup secara wajar.

Pendidikan nonformal memang kalah pamor jika dibandingkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal sudah dikenal masyarakat dari tingkat pelosok sampai puncak perkotaan. Berbeda dengan keberadaan pendidikan nonformal. Hanya beberapa orang yang tau bahwa keberadaan pendidikan nonformal pun diakui oleh negara Republik Indonesia. 

Mengenal dan berada di antara anak-anak spesial tentunya menambah rasa syukur bagi semua orang. Apalagi jika kita bisa secaralangsung berperan di dalamnya. Sebuah amanah luar biasa ketika bisa menjadi tutor bagi anak-anak spesial ini. Bertemu dan memberikan sapaan hangat. Menyentuh tangan mereka dan mengajak doa bersama. Mendengar tuturan "Bismillahirrohmanirrohiiim" walau tidak jelas terucap. Mengantarkan mereka memegang pensil hingga tertancap ujung pensil di kertas putih kosong. Bahkan sampai lingkaran tak wujud lingkaran. Huruf A taktertulis A. Serta warna hijau pun tak lengkap hijau. Tapi ada satu tujuan pasti yang terlihat. Ya, mereka ingin belajar. Mereka ingin tau apa yang belum mereka tau. Mereka juga ingin merasakan hangatnya sapaan "Selamat pagi" dari ibu atau bapak guru selayaknya anak-anak seusia mereka.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More