Friday 7 October 2011

DI BALIK KEPANITIAAN KKL

Yupz, Kuliah Kerja Lapangan
Tak lebih dari sepekan lagi jurusan PGSD FIP UNNES akan mengadakan KKL di Bali.
Tujuh SD dengan 14 dosen pendamping yang nanti akan mendampingi mahasiswa untuk berangkat ke Bali sudah dipilih. Banyak canda, tawa, kelucuan, kegelisahan, dan lain sebagainya mewarnai raut muka kepanitiaan KKL. 

Dimulai dari Bayu Iskandar, mahasiswa PGSD asal Pacitan yang kebetulan menjadi ketua panitia KKL. Pertama kali rapat pembentukan panitia, si Kandar sudah kaget dan tidak bisa membayangkan apa yang nanti akan dirasakan ketika menjadi ketua panitia. Sedangkan aku sendiri di kepanitiaan ini seakan tak lepas dari tugas sebagai sekretaris. Dari 18 jumlah panitia hanya ada empat panitia yang berjenis kelamin perempuan. Entah mengapa, mungkin karena jumlah tenaga laki-laki lebih banyak dibutuhkan dalam kegiatan ini.


Warna-warni kepanitiaan meninggalkan berbagai cerita selama menjadi panitia KKL. Dimulai dari proses pemilihan biro hingga kami memutuskan memilih Prima Indah Tour&Travel. Hingga proses-proses selanjutnya, pembagian kelompok bus yang kacau karena banyak yang meminta pindah. Permintaan peserta satu per satu kami layani meski banyak rasa kesal yang sesungguhnya kami rasakan. "Egois yang terlalu tinggi". Tidak hanya itu saja, keributan masih berlangsung sampai pemilihan teman sekamar hotel yang cukup menyita waktu. Subhanallah, ... benar-benar menguji kesabaran.
Tidak hanya itu, kegiatan pembekalan KKL juga diwarnai kegelisahan karena ikutnya Bu  tiiiiiiiiiiiiiiittttt sebagai pendamping KKL. Ada yang tertawa, ada yang tersenyum, ada pula yang bertepuk riang seakan melampiaskan kekecewaan karena mendapatkan beliau sebagai dosen pendamping. hohoho ^_^. 
Sementara itu, banyaknya peserta yang menginginkan pindah kamar lagi-lagi membuat stres panitia hingga tidak bisa dipungkiri emosi pun sedikit main di hari ini. Bagaimana tidak, ... keegoisan peserta sama sekali tak bisa diredamkan dan kami harus memenuhi semua yang mereka inginkan. Ya sudahlah, panitia mengalah saja. Toh, kami bekerja untuk teman-teman.

Bukankah dimana-mana memang panitia usahanya tak pernah dihargai tapi celanya mengalir tak pernah berhenti.

Alhamdulillah, kami masih bisa tersenyum. Inilah proses pendewasaan melalui pengalaman berorganisasi. Satu per satu karakter sudah mulai dapat dipelajari dan perbedaan karakter itu memang nyata. Beda kepala beda pemikiran dan beda pula cara menghadapinya. ^_^

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More