Friday 7 October 2011

My Inspirator


Jika ada pepatah "Dibalik kesuksesan laki-laki ada perempuan yang memberinya semangat. Maka di hari-hariku kan ku ganti menjadi "Dibalik kesuksesan seorang anak ada bapak yang sangat hebat"
Dibalik kegagahannya yang setiap hari menanyakan kabar. Disanalah tersimpan berjuta harapan yang ingin sekali satu demi satu bisa diraih oleh anaknya. Namun, tidak semua orangtua menyampaikan semua itu kepada anaknya. Justru sebagian besar lebih memilih diam. Semua itu tak lain hanya untuk mengurangi beban pikiran sang anak. Namun terkadang keadaan ini disalah artikan oleh sang anak. Terlebih mereka yang hanya ingin menikmati tanpa mau berusaha. Mereka yang hanya ingin semua kebutuhannya terkabul tanpa mau tau bagaimana cara mengabulkan keinginannya tersebut. Dan disini, aku tak ingin my inspirator yang ada disana resah apalagi kecewa. Sedikitpun bapak tak mau diriku kekurangan, maka aku pun tak boleh mengecewakannya.
Bapak, malam ini aku sangat rindu dengan bapak. Rindu dengan tantangan-tantangan yang sering bapak
berikan kepadaku. Rindu dengan cara berpikir bapak yang tekadang tidak membuatku faham akan dibawa lari kemana perintah itu.
Teringat waktu masih kecil, bapak sangat suka melihatku mengenakan gaun besar bermotif bunga. Bapak bilang aku cantik. hehehe ...
Senang sekali ketika bapak mengajakku berfoto-foto ria. Aku pun selalu tertawa lepas ketika perlakuan-perlakuan manja itu bapak berikan kepadaku.
Bapak, taukah bapak siapa motivatorku sekarang?
Yach, Bapak adalah motivator sekaligus inspiratorku.

Bapak, kini aku telah tumbuh menjadi gadis dewasa. Bukan gadis yang suka bapak ikat rambut kanan dan kirinya seperti dulu. Tapi Dian yang ingin mengejar cita-cita. Begitu banyak harapan yang ingin aku wujudkan bapak. Meski ku tau ini tak mudah. Namun ku berpikir suatu kebodohan jika aku menyerah begitu saja.
Jika aku teringat bagaimana cara bapak menyayangi kami dengan keterbatasan yang bapak miliki. Aku merasa malu. Kalau bapak bisa, kenapa aku tidak? 
Ingatkah bapak ketika kita berempat menjadi tukang bangunan? Membangun istana kita dengan kasih sayang. Bersumber rezeki yang bapak peroleh dari kompetisi pada waktu itu, bapak mengajarkan kepada kami menjadi orang-orang yang kuat dan menikmati hidup. Adik yang mendekatkan batu bata ke bapak, Ibu dan aku yang membuat adukan material dan bapak yang memasang batu bata. Semua itu kita lakukan bersama-sama untuk mengubah lantai tanah kita menjadi batu bata. Jika mengingat cerita itu, semangat yang hilang pun menjadi datang kembali.
Jika bapak merasa beberapa kata yang terucap itu adalah nasehat bapak untukku. Maka aku kan menyimpannya menjadi sebuah tantangan yang harus bisa ku taklukkan. Semua ini tak kan terasa berat ketika setiap hari bapak masih menyapaku entah melalui telfon atau sms. 

"Mpun maem Nduk?"
"Mpun bobok Nduk?"

"Piye kuliahe?"
"Kapan mulih?"
Semoga suatu saat nanti aku bisa mengharumkan nama bapak, sebagaimana kehadiran bapak yang mengharumkan hari-hariku. Tetaplah tersenyum bapak ^_^
Senyum bapak adalah kekuatanku
Dian Si Melati Putih




4 comments:

Ikut merasakan apa yg di rasakan mu,

Mbak Dian hebat. Teruslah berkarya. Indonesia Raya bukan mustahil jika guru-guruya sekreatif Anda.

Terima kasih Pak Kus.
Besar tantangan guru di masa depan.
Guru harus kuat

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More