Wednesday 26 October 2011

Ada anak minta diboncengin? (Baca ini dulu ya ...)

Seperti biasanya, sepulang ngelesi selalu aku gunakan untuk berjalan menikmati udara sore yang cukup segar. Jaraknya tidak dekat tapi tidak cukup jauh pula. Cukuplah waktu 20 menit untuk bisa sampai ke kos lagi.
Sore ini kembali kutemui kejadian yang sebelumnya sudah pernah ku lihat. Dua anak kecil dengan pakaian seadanya terlihat baru saja diturunkan dari motor. Tepat mereka diturunkan dimana aku berada pada saat itu. Dalam hati aku berkata "Kejadian sore ini semakin memperkuatku atas kesimpulan itu". Ku sempatkan sore itu berhenti sejenak untuk mengamati apa yang akan terjadi setelah mereka turun dari motor. Astaghfirullohaladziiim, mereka berdua marah hebat kepada orang yang memboncengkannya tadi. Sampai-sampai mereka berlari untuk mengejar orang itu. Beberapa kata yang tertangkap oleh telingaku. Mereka terdengar marah karena tidak diberi uang. Aku masih terdiam melihat semua itu. Setelah mereka berlari tak terlihat lagi barulah ku lanjutkan perjalananku. Lagi-lagi jantung ini harus dibuat kaget. Terlihat mereka berdua sudah membonceng seorang gadis SMA menuju arah yang berlawanan. Sekarang sudah jelas jawaban dari pertanyaanku beberapa minggu yang lalu. Tepat juga jika dihubungkan dengan pernyataan teman-teman yang sudah mengalami kejadian yang sama. Ternyata mereka adalah anak-anak panti X yang sedang berusaha mendapatkan uang. Tidak dapat dipungkiri, anak-anak seusia mereka masih sangat memerlukan kasih sayang orang tua. Meskipun pengelola panti telah memberikan kasih sayang, sebagai seorang anak pasti mereka menginginkan hal yang lebih dari itu. Mereka tidak mendapatkan belaian mesra dari seorang ibu. Mereka tidak melihat sosok kuat dari seorang bapak. Mereka juga tidak merasakan kehangatan keluarga normal.

Tidak hanya dari segi psikis, segi finansial juga menjadi permasalahan. Sewajarnya mereka hanya mendapatkan uang saku ketika berangkat sekolah. Sementara di panti mereka hanya mendapatkan jajanan seadanya. Melihat kondisi yang ada di lingkungan sekitar seperti banyaknya toko, penjual makanan, dan game online sebagai seorang anak tentunya mereka tergoda. Namun apa daya mereka belum bekerja dan mampu menghasilkan uang sendiri. Mungkin karena itulah, jalan pintas harus mereka gunakan untuk mendapatkan uang saku lebih.
Tidak bisa dibayangkan bagaimana jika pengurus panti tempat mereka berlindung tau. Mungkin mereka akan sedih. Mungkin mereka akan kecewa. Mungkin pula mereka akan merasa tidak mampu memfasilitasi anak-anak dengan baik. Padahal mereka telah mencoba memberikan yang terbaik untuk anak-anak itu.
Tak ada yang perlu dipersalahkan. Fenomena seperti ini adalah realitas yang mungkin juga terjadi di tempat lain. Paling tidak dari kejadian ini dapat diambil hikmah bagi kita. Teruslah bersyukur karena Allah masih memberikan keluarga yang begitu hebat dalam menyayangi dan memanjakan kita. Jika kita berada dalam posisi anak-anak itu, mungkin kita juga akan melakukan hal yang sama. Semoga dengan ini, ada sesuatu yang dapat kita lakukan untuk mereka. Amin

3 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More